Sabtu, 03 Maret 2012

Maksimalkan fitur lampu kilat di kamera anda


Ada beberapa hal yang perlu anda investigasi dulu mengenai keberadaan lampu kilat pada kamera anda, karena hal ini akan berbeda-beda untuk tiap merk dan jenis kamera :
  • Ketahui kekuatan pancaran flash (dinyatakan dalam Guide Number/GN), semakin besar maka semakin kuat (umumnya kamera saku punya lampu kilat yang powernya dibawah rata-rata).
  • Periksa letak lampu kilat apakah menyatu dengan bodi kamera atau bisa dibuka tutup? Bila menyatu pastikan tangan kita tidak menghalangi si lampu. Bila bisa dibuka tutup akan lebih baik karena jarak lampu ke lensa semakin jauh sehingga meminimalisir resiko mata merah (red-eye).
  • Periksa apakah ada fasilitas pengaturan kekuatan flash secara manual (umumnya di kamera prosumer) dimana kita bisa mengatur daya pancar secara manual, serta pengaturan kompensasi flash untuk tingkat lanjutnya.
  • Periksa adakah flash hot-shoe / dudukan untuk memasang lampu kilat eksternal, bila ada periksa berapa titik konektor di hot shoe tersebut (bila hanya ada satu di tengah artinya dia tidak mendukung TTL-flash). Tiap merk kamera semestinya memakai aksesori lampu kilat yang semerk, namun sejak banyaknya lampu kilat merk alternatif (baca : murah) di pasaran maka bukan tidak mungkin kita bisa memasang lampu kilat apa saja di kamera kita.
  • Ini yang penting, periksa kembali apakah ada fitur front sync dan rear sync (atau istilah lainnya 1st curtain dan 2nd curtain) pada kamera anda. Anda bisa melihatnya di flash mode atau periksa buku manual.
  • Akan lebih baik kita mengenali seberapa cepat kamera anda siap memotret kembali setelah memakai lampu kilat. Karena pengisian kapasitor lampu perlu waktu, umumnya si kamera baru mau dipakai memotret lagi setelah 4 sampai 7 detik setelah menembakkan kilatnya. Kamera berbaterai Lithium agak lebih cepat dalam urusan ini dibanding kamera berbaterai AA.
Kini kita akan bahas tiga hal yang berkaitan dengan memaksimalkan fungsi lampu kilat untuk mendapat hasil foto yang lebih baik dan lebih terkesan profesional.

Fill-in flash untuk langit lebih biru

Trik pertama ini adalah untuk pemakaian di siang hari, dengan langit yang dominan sebagai background. Kebanyakan dari kita tidak akan memakai lampu kilat di siang hari kan? Padahal dalam kondisi tertentu lampu kilat tetap diperlukan untuk mengkompensasi bayangan yang terbentuk tergantung arah datangnya sinar matahari. Trik ini dinamakan fill-in flash, yang sudah kita bahas di artikel lalu. Kini kami berikan trik untuk membuat langit lebih biru dengan bantuan fill-in flash.
Seperti yang sudah biasa kita alami, memotret obyek dengan latar langit biru di siang hari cukup sulit. Metering kamera akan berusaha mendapat eksposur yang tepat pada obyek sehingga bila latarnya adalah langit akan menjadi over eksposur. Langkah termudah bagi pemula (dengan kamera saku misalnya) adalah menurunkan Ev ke arah minus hingga langit menjadi biru, meski obyek akan jadi gelap. Tapi jangan kuatir, karena dengan fill-in flash maka obyek yang gelap akan diterangi oleh lampu. Oleh karenanya, pastikan jarak si obyek dalam jangkauan lampu kilat.

img_0002
Contoh fill-in flash untuk langit biru (credit : Yudhistira Utomo/FN)
Untuk kamera yang dilengkapi manual mode, lakukan tahap-tahap sebagai berikut :
  • set mode dial ke arah manual
  • set shutter di nilai 1/panjang fokal (misal pakai 50mm maka buat speed di 1/50 detik)
  • atur bukaan diafragma hingga light meter menunjukkan nilai under (bisa 1 Ev)
  • atur fokus supaya mengunci di obyek, lakukan rekomposisi bila perlu
  • ambil foto dengan fill-in flash
exp-lock
Bila kamera anda ada tombol AE-lock/AF-lock, cukup manfaatkan tombol ini saja :
  • set tombol AE-L untuk  mode exposure-lock saja (baca lagi buku manual), sedang focus-lock dilakukan dari tombol rana
  • mode dial pada kamera bebas, bisa P (program), A (Aperture) atau S (Shutter)
  • terlebih dahulu lakukan metering ke langit, lalu kunci eksposur dengan tombol AE-L
  • arahkan kamera ke obyek lalu kunci fokus ke obyek, lakukan rekomposisi bila perlu
  • ambil foto dengan fill-in flash

Foto malam hari lebih natural dengan Slow Sync Flash

slowsync-sePada kondisi gelap di malam hari, lampu kilat menjadi harapan untuk kita bisa tetap memotret. Namun karena kekuatannya yang terbatas, memotret di malam hari hanya akan memberikan penerangan di obyek yang dekat, sedang latar belakangnya akan gelap. Hal yang mengecewakan adalah saat kita ingin difoto di malam hari dengan latar lampu yang beraneka warna namun ternyata tidak tampak jelas karena gelap. Hal ini karena default setting untuk lampu kilat adalah memakai shutter 1/60 detik. Untuk mendapat foto yang lebih natural, kita perlu menurunkan speed lebih rendah dari nilai default sehingga kamera punya waktu cukup banyak untuk menangkap cahaya sekitar (bila ada) meskipun memakai lampu kilat.
Perbedaan hasil antara memakai normal flash dan slow sync flash tampak seperti pada contoh berikut :

slow-sync
Perbedaan flash biasa (atas) dan slow-sync (bawah)               (credit : navendu.net)
Pada kebanyakan kamera digital modern kini sudah dilengkapi dengan mode slow-sync flash, yang artinya lampu kilat yang digabungkan dengan speed rendah. Yang perlu diperhatikan saat memakai mode ini diantaranya :
  • slow sync artinya memakai shutter speed rendah (antara 1/4 detik hingga 1/30 detik), hindari getaran tangan saat memotret dengan mengaktifkan stabilizer atau gunakan tripod
  • saat memakai mode ini, mintalah si obyek untuk diam sampai flash menyala
  • carilah latar belakang yang memiliki sumber cahaya natural seperti lampu hias atau gedung yang berpendar
  • perhatikan kalau saat memotret, begitu tombol ditekan lampu mungkin tidak langsung menyala (tergantung speed) karena lampu akan menyala di akhir eksposur.

Dapatkan motion blur dengan Front Sync dan Rear Sync Flash

sync-explained
Hampir mirip seperti trik di atas, ada juga kamera yang menyediakan fitur flash advanced yaitu front sync dan rear sync. Sederhananya, perbedaan keduanya adalah pada kapan waktu si lampu itu menyala :
  • Front Sync (1st curtain) adalah default lampu kilat, dia menyala sesaat setelah tombol ditekan dan shutter terbuka.
  • Rear Sync (2nd curtain) adalah kondisi sebaliknya, dia menyala sesaat menjelang shutter ditutup.
Perhatikan kedua perbedaan di atas, bila shutter speed yang digunakan tinggi, maka tidak ada perbedaan antara keduanya. Namun saat kita memakai speed rendah (misal 1/2 detik), maka kapan lampu menyala akan memberi perbedaan hasil, apalagi bila ada pergerakan obyek disana. Apalaagi mode lanjutan ini disedikan khusus buat memberi kesan bergerak pada sebuah obyek, dengan memanfaatkan speed rendah dan lampu kilat.
1st-sync-flashFront sync akan menembakkan flash sesaat setelah shutter dibuka. Bila memakai speed lambat, meski lampu sudah menyala, shutter kamera masih terus membuka hingga gerakan obyek akan terekam sebagai motion blur. Perhatikan kalau lampu hanya akan menerangi gerakan benda di awal saja seperti contoh foto di sebelah ini.
2nd-sync-flash
Sedangkan Rear Sync akan menembakkan flash saat shutter akan ditutup, sehingga kamera sudah terlebih dahulu merekam jejak motion blur baru diakhiri dengan menembakkan lampu kilat. Hasilnya, foto unik dengan kesan motion blur yang apik seperti contoh disamping. (Foto dari steephill.tv)




http://kamera-gue.web.id/2010/04/10/maksimalkan-fitur-lampu-kilat-di-kamera-anda/
Previous Post
Next Post

post written by:

0 komentar: